Wednesday, February 15, 2023
Pertanyaan No.11
(T) Apakah
semua Buddha menurunkan Dhamma dan Vinaya secara lengkap seperti Buddha Gotama
(Sakyamuni)?
Tidak semua.
Mari baca SUTTAVIBHAṄGA Vinaya Pitaka.
“Sāriputta, di bawah Buddha Vipassi Yang Mahamulia,
Sikhi Yang Mahamulia, dan Vessabhu Yang Mahamulia, kehidupan suci tidak
bertahan lama. Sāriputta, di bawah Buddha Kakusandha Yang Mahamulia, Budddha Konāgamana
Yang Mahamulia, dan Buddha Kassapa Yang Mahamulia kehidupan suci bertahan
lama.”
………. Buddha Vipassi
Yang Mahamulia, Buddha Sikhi Yang Mahamulia, dan Buddha Vessabhu pasif dalam membabarkan
Dhamma secara panjang lebar kepada para siswa
mereka; peraturan bagi para siswa tidak dimaklumkan,
Pāṭimokkha tidak dirumuskan. Dengan padam sirnanya para
Buddha Yang Mahamulia, dengan padam sirnanya para siswa langsung Buddha yang
telah mencapai pencerahan, para siswa yang muncul belakangan, yang meninggalkan
kehidupan berumah tangga dari beragam keluarga, dengan beragam nama, beragam
marga, beragam strata sosial, mereka membuat kehidupan suci cepat lenyap. Bagaikan,
Sāriputta, aneka bunga yang tergeletak di atas papan kayu, tanpa dirangkai
benang, oleh angin dibuat tercerai-berai,
berantakan, porak-poranda. Apa sebabnya? Karena tidak dirangkai
benang. Demikian pula, Sāriputta, dengan padam sirnanya para Buddha Yang Mahamulia,
dengan padam sirnanya para siswa langsung Buddha yang telah mencapai
pencerahan, para siswa yang muncul belakangan, yang meninggalkan kehidupan
berumah tangga dari beragam keluarga, dengan beragam nama, beragam marga,
beragam strata sosial, mereka membuat kehidupan suci cepat lenyap. Para Bhagawan
ini tanpa kenal lelah member nasihat kepada siswa mereka setelah memindai
(membaca) pikiran mereka secara batiniah. Dahulu kala, Sāriputta, Sang Bhagawan,
Sang Arahat, Sang Sammāsambuddha Vessabhu, memberi nasihat dan wejangan kepada
Sanggha Bhikkhu yang berjumlah seribu orang di suatu hutan lebat yang
menyeramkan setelah memindai pikiran mereka secara batiniah, ‘
Demikianlah seyogianya kalian mengerahkan pikiran!
Janganlah kalian mengerahkan pikiran secara demikian! Demikianlah seyogianya kalian
mengarahkan perhatian! Janganlah kalian mengarahkan perhatian secara demikian!
Tanggalkanlah ini! Setelah mencapai ini, berdiamlah di dalamnya!’ Kemudian,
Sāriputta, ketika seribu bhikkhu ini
sedang diberi nasihat dan wejangan oleh Sang Bhaga, Sang Arahat, Sang Sammāsambuddha
Wessabhu, batin mereka terbebas dari aneka leleran batin, tanpa sedikit pun kemelekatan.
Di sana, Sāriputta, siapa saja yang belum terbebas dari nafsu apabila memasuki
rimba lebat tersebut, kebanyakan akan berdiri bulu romanya, akan merasa ngeri
saat berada dalam rimba lebat yang menyeramkan ini. Inilah sebabnya, Sāriputta,
inilah alasannya, di bawah Wipassi Yang Mahamulia, Sikhi Yang Mahamulia, dan
Wessabhu Yang Mahamulia kehidupan suci tidak bertahan lama.”
“Sāriputta, Buddha Kakusandha Yang Mahamulia, Buddha Konāgamana
Yang Mahamulia, dan Buddha Kassapa Yang Mahamulia aktif tanpa kenal lelah membabarkan
Dhamma secara panjang lebar kepada para siswa mereka; …. ; peraturan bagi para
siswa dimaklumkan, Pāṭimokkha dirumuskan. Dengan padam sirnanya para Buddha
Yang Mahamulia, dengan padam sirnanya para siswa langsung Buddha yang telah
mencapai pencerahan, para siswa yang muncul belakangan, yang meninggalkan
kehidupan berumah tangga dari beragam keluarga, dengan beragam nama, beragam
marga, beragam strata sosial, mereka membuat kehidupan suci bertahan dalam jangka
waktu sangat lama.
Monday, February 13, 2023
Pertanyaan No.10
(T) Apakah peraturan Patimokkha Bhikkhu sebanyak 227
sila adalah LATIHAN untuk para Bhikkhu?
(J) Saya selalu bepegangan teguh bahwa apa yang
tidak diucapan seorang Buddha jangan kita katakan itu diucapkan oleh seorang
Buddha karena ini adalah pesan Sang Buddha sendiri.
Sang Buddha
tidak pernah menyebutkan peraturan Bhikkhu sebagai latihan. Saya tidak tahu
sejak kapan tepatnya seseorang mulai menambah kata ‘latihan’ pada peraturan
Bhikkhu.
Peraturan
mestinya dipandang sebagai peraturan sebagaimana adanya dalam bahasa awal,
yaitu Pali. Para Bhikkhu berkumpul
setiap lunar 1 dan lunar 15 untuk mendengar pengulangan kembali peraturan dalam
bahasa Pali dan melakukan introspeksi diri apakah ada peraturan yang dilanggar
atau tidak demi pengendalian diri di masa mendatang. Jadi, peraturan Bhikkhu
bukanlah latihan, jadi tidak perlu untuk didebatkan.
Ada beberapa
fakta menarik dimana peraturan Bhikkhu sebaiknya tidak disebut sebagai latihan
namun dipandang sebagai peraturan sebagaimana apa adanya, yaitu:
(i) Ada sebuah sutta dimana Sang Buddha
menganjurkan kepada Bhikkhu bahwa bila para Bhikkhu berkumpul seharusnya
membahas tentang Empat Kebenaran Mulia Tentang Dukkha dan tidak berdebat
tentang peraturan Vinaya. Hanyalah jika seseorang Bhikkhu tidak menemukan guru,
Sang Buddha menganjurkan agar ia menjadikan Dhamma dan Vinaya sebagai gurunya.
Jika seorang Bhikkhu sedang berkumpul dengan umat awam, selalulah membahas
Dhamma, bukan Vinaya. Menghindari perdebatan tentang Vinaya sendiri dianjurkan oleh Sang Buddha antar sesama
Bhikkhu. Saya tahu selalu ada oknum Bhikkhu yang gemar memprovokasikan umat
awam dengan membahas Vinaya dan kemudian umat awam memperdebatkannya antara
lintas komunitas Sangha. Ini bertentangan dengan Dhamma dan akan menyebabkan
kemerosotan batin.
(ii) Ada setengah dari jumlah Sammasambuddha disebutkan
oleh Sang Buddha di Sutta yang tidak memformulasikan peraturan Bhikkhu Sangha di
zaman tersebut. Jadi, peraturan Bhikkhu tidaklah dipandang sebagai latihan. Dalam
kitab suci TiPitaka, ada bagian yang menyatakan bahwa tidak semua
Sammasambuddha memformulasikan Vinaya karena ada Sammasambuddha yang hanya
membabarkan Dhamma tanpa Vinaya.
(iii) Dalam
Patimokkha peraturan Bhikkhu, perlu diketahui bahwa ada hirarki keutamaan yang
harus disimak. Di Sutta, Sang Buddha
menjelaskan bahwa jika komunistas menganggap pelanggaran utama dianggap
pelanggaran ringan dan pelanggaran ringan dianggap pelanggaran berat, maka hal
tersebut akan membawa ketidakbahagiaan para dewa dan manusia. Jadi, menganggap
seluruh peraturan adalah latihan, dan peraturan dianggap memiliki tingkatan
yang sama untuk dilatih malah bertentangan dengan sabda Sang Buddha.
(iv) Saat Sang
Buddha PariNibbana, Sang Buddha memberikan sabda terakhir bahwa Sangha boleh
menghapus peraturan minor jika menghendaki. Meskipun demikian, Sang Buddha juga
memberikan arahan bahwa tanpa mengubah dan menambah peraturan yang sudah ada
akan membawa kemajuan, kemakmuran dan perkembangan Sangha tersebut. Semua itu
terekam dengan baik dalam Maha Parinibbana Sutta. Jika Sang Buddha sudah
mengizinkan, janganlah kita malah bersikap menentang dan membenci melarang
aliran Buddhis lain yang mengubah dan menambah peraturannya meski kita sendiri
lebih mengikuti saran Sang Buddha untuk tidak menambah dan mengurangi peraturan
yang sudah dimaklumatkan Beliau.
Tuesday, January 24, 2023
Pertanyaan No. 09
(T) Apa tujuan dari Sang Buddha memformulasikan peraturan-peraturan Bhikkhu Sangha yang pada pada akhirnya berjumlah total 227 peraturan, yang sering disebut insan Buddhis sebagai Patimokkha?
SUTTAVIBHAṄGA Vinaya Pitaka menjelaskan bawa Sang Buddha menyatakan
peraturan bagi para bhikkhu berdasarkan sepuluh alasan:
1. Demi kebaikan Sangha,
2. Demi kenyamanan Sangha,
3. Demi pengekangan individu-individu Bhikkhu yang berpikiran jahat,
4. Demi ketenteraman para bhikkhu yang berperilaku baik,
5. Demi pengendalian kekotoran-batin dalam kelahiran ini juga,
6. Demi penanggulangan kekotoran-batin dalam kelahiran mendatang,
7. Demi keyakinan mereka yang tidak yakin,
8. Untuk melipatgandakan mereka yang yakin,
9. Untuk melestarikan Dhamma,
10. Untuk menjaga tata-laku para bhikkhu.
Monday, January 23, 2023
Pertanyaan No. 08
(T) Apa itu Vinaya Pitaka?
(J) Vinaya Pitaka adalah aturan-aturan yang mengatur kehidupan monastik Bhikkhu-Bhikkhuni. Peraturan-peraturan (Patimokkha) untuk Sangha Bhikkhu berjumlah 227 dan peraturan untuk Sangha Bhikkhuni berjumlah 311. Peraturan-peraturan ini tidak sekaligus diformulasi dan tidak sekaligus ditetapkan oleh Sang Buddha dalam satu hari. Setiap peraturan memiliki latar-belakang kejadian awal. Satu persatu kejadian pelanggaran muncul dan setiap kejadian tersebut ditetapkan sebagai pelanggaran oleh Sang Buddha dan diformulasikan sebagai pedoman.
Menurut tradisi, Vinaya Piṭaka juga disusun pada Konsili Sangha Pertama tak lama setelah wafatnya Sang Buddha yang dipelopori oleh Yang Ariya Bhikkhu Maha Kassapa. Pengulangan Vinaya Piṭaka dibacakan oleh Yang Ariya Bhikkhu Upāli. Sebagian besar sarjana menganggap Vinaya Pitaka dalam bahasa Pali adalah peraturan-peraturan paling awal, yaitu peraturan-peraturan yang sudah ada sebelum komunitas Sangha setempat mengalami penghapusan dan penambahan peraturan. Penghapusan dan penambahan peraturan Sangha di komunitas masing-masing diidentififikasikan sebagai tradisi-tradisi Buddhisme dan aliran-alirannya.
Sunday, January 22, 2023
Pertanyaan No. 07
Saturday, January 21, 2023
Pertanyaan No.06.
(T) Apakah kita perlu membaca seluruh 84.000 pokok pengajaran dalam Sutta Pitaka sebagai Dhamma?
(J) Seseorang mungkin memerlukan bacaan-bacaan dalam Sutta Pitaka sebanyak mungkin untuk mengatasi keraguan dan mengokohkan keyakinan pada penerangan sempurna Sang Buddha; atau seseorang bisa hanya memerlukan 1 pokok pengajaran seperti Empat Kebenaran Mulia Tentang Dukkha dan tak goyah lagi keyakinannya; atau seseorang bisa hanya butuh bimbingan Dhamma seorang guru yang tepat secara langsung melalui Dhammadesana (khotbah) dan tekun berlatih kesadaran murni.
Dengan demikian, Umat Buddhis perumah-tangga adalah umat Buddhis awam yang mesti memiliki mata-pencaharian untuk keberlangsungan hidup di dunia.
Dengan demikian, dengan segala keterbatasan waktu dan tenaga, adalah wajar tidak mungkin membaca seluruh 84.000 pokok pengajaran dalam Sutta Pitaka.
Lebih singkat lagi, jika kita peras intisari ajaran semua Buddha, maka intisari ajaran semua Buddha yang disabdakan Sang Buddha dalam Ovada Patimokkha, maka ajaran Sang Buddha bisa dipahami denan singkat sebagai berikut:
Sabbapāpassa akaraṇaṃ = Jangan malakukan perbuatan jahat
Kusalassa upasampadā = Perbanyak perbuatan kebajikan
Sacittapariyodapanaṃ = Sucikan pikiran
Etaṃ buddhāna sāsanaṃ = Itu ajaran semua Buddha
Friday, January 20, 2023
Pertanyaan No.05.
(T) Apakah saya bisa menyebutkan bahwa 84.000 pokok pengajaran dalam Sutta Pitaka sebagai Dhamma?
(J) Dalam DHAMMĀNUSSATI disebutkan karakteristik Dhamma adalah sebagai berikut:
Svākkhāto Dhammo = Dhamma Sang Buddha sempurna dibabarkan.
Sandiṭṭhiko = Berada sangat dekat dengan kita, yang artinya sekarang dan saat ini, tak jauh-jauh.
Akāliko = Tak lekang oleh waktu, yang artinya tidak dipengaruhi oleh dimensi masa.
Ehipassiko = bisa dibuktikan dalam penyelidikan dan pengamatan.
Opanayiko = Dituntun ke dalam batin.
Paccattaṁ veditabbo viññūhī'ti. = Diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.
Sebagai Dhamma yang tertulis, 84.000 pokok pengajaran dalam Sutta Pitaka bisa disebut sebagai Svākkhāto Dhammo, atau Dhamma yang telah sempurna dibabarkan oleh Sang Buddha Gotama (Sakyamuni).
Jika kita peras inti sarinya, kita bisa menyelami bahwa intisarinya adalah Empat Kebenaran Mulia tentang Dukkha (Cattāri Ariyasaccāni) yang dibabarkan oleh Sang Buddha sebagai khotbah pertama kepada lima orang pertapa, ajaran yang ditegaskan kembali oleh Sang Buddha saat masa-masa yang dijalani Beliau menuju Maha PariNibbana sebagai khotbah terakhir Sang Buddha.
Namun, Dhamma juga memiliki sifat Sandiṭṭhiko, Akāliko, Ehipassiko dan Opanayiko, sifat ini menegaskan bahwa Dhamma bisa dilihat secara langsung dengan ‘penegakan kesadaran murni' atas fenomena-fenomena sebagai sesuatu yang muncul pasti akan berakhir, fenomena-fenomena tersebut yang secara terus-menerus muncul dan lenyap terkontak melalui mata, telinga, hidung, lidah, kulit dan melalui kembang-biak-pikiran, dan dengan memahami baik kepuasan dan ketidakpuasan dari keinginan secara seimbang, dan memahami penderitaan sebagaimana adanya.
Search
Popular Products
-
TANYA JAWAB PERIHAL AGAMA BUDDHA (Oleh : Poniman Up.Vidyananda) Pertanyaan No.01. (T) Dalam hati, apakah agamamu? (J) Saya beragama B...
-
Pertanyaan No.10 (T) Apakah peraturan Patimokkha Bhikkhu sebanyak 227 sila adalah LATIHAN untuk para Bhikkhu? (J) Saya selalu bepega...
-
Pertanyaan No. 07 (T) Apa perumpamaan yang diberikan Sang Buddha untuk Dhamma? Sang Buddha memperumpamaan Dhamma sebagai rakit untuk menye...
-
Pertanyaan No.06. (T) Apakah kita perlu membaca seluruh 84.000 pokok pengajaran dalam Sutta Pitaka sebagai Dhamma? (J) Seseorang mungkin m...